Di Yogyakarta dan Tasikmalaya Siswa MAN 2 Pangandaran Belajar Dunia Industri

Pangandaran (Humas MAN) — Para siswa MAN 2 Pangandaran mendapatkan pengalaman berharga dalam dunia industri melalui kunjungan ke Yogyakarta dan Tasikmalaya pada bulan Desember 2024. Sebanyak 94 siswa mengunjungi Industri Kaos Omah Oblong dan Industri Bakpia Jongkem di Yogyakarta pada tanggal 3-6 Desember 2024. Sementara 89 siswa lainnya mengunjungi Industri Habbatex dan Industri Makaroni Jagur di Tasikmalaya pada tanggal 10-11 Desember 2024.

Kepala MAN 2 Pangandaran, Dadah Jubaedah mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperluas wawasan siswa tentang proses produksi dan manajemen bisnis. “Kunjungan nsdustri merupakan program MAN 2 Pangandaran yang harus ditempuh oleh setiap siswa sebagai salah satu tugas akhir program life skill,” ujar Dadah.

Ia berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan jiwa wirausaha pada siswa, melalui program ini diharapkan siswa dapat memperluas pengetahuan dan pemahaman mengenai disiplin ilmu dan penerapannya dalam dunia industri secara nyata sehingga mampu mempersiapkan diri di dunia kerja. “Kunjungan industri ini tidak hanya membuka mata siswa tentang proses produksi di berbagai industri, namun juga menginspirasi mereka untuk meraih mimpi menjadi pengusaha sukses. Kami ingin siswa kami tidak hanya menjadi pekerja, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja,” tegasnya.

Dadan Hoeruman, sebagai salah satu guru pembimbing menambahkan melalui kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk lebih berminat pada dunia usaha dan industri. “Sehingga mereka dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di sekolah dalam kehidupan nyata,” tutur Dadang.

Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa kunjungan industri ini sangat relevan dengan materi pelajaran Kewirausahaan. “Siswa dapat melihat secara langsung bagaimana teori yang mereka pelajari di kelas diterapkan dalam praktik. Selain itu, mereka juga belajar tentang pentingnya inovasi dan adaptasi terhadap perubahan pasar,” katanya.

Dadan menjelaskan dalam kunjungan ini, siswa tidak hanya mengamati proses produksi, tetapi juga berinteraksi langsung dengan para pengusaha. Mereka mendapatkan informasi mengenai tantangan dan peluang yang dihadapi oleh industri kreatif di Indonesia. “Salah satu tantangan terbesar adalah persaingan yang semakin ketat, baik dari produk lokal maupun produk impor. Namun, para pengusaha juga melihat peluang besar di pasar domestik yang terus berkembang,’ tutur Dadang.

Salah satu peserta, Andini mengungkapkan bahwa kunjungan industri ini sangat bermanfaat sebagai bekal ketika sudah lulus. “Kunjungan industri ini sangat bermanfaat bagi kami,” ujarnya.

“Saya baru tahu ternyata membuat kaos itu tidak semudah yang saya bayangkan. Selain itu, saya juga kagum dengan proses pembuatan bakpia yang sangat higienis,” tambahnya.

Sementara peserta lain yang bernama Indra mengaku tertarik dengan dunia desain setelah melihat proses pembuat kaos di Omah Oblong. “Kunjungan ke Omah Oblong membuat saya semakin tertarik dengan dunia desain. Saya ingin sekali membuat desain kaos sendiri dan memasarkannya secara online,” ujarnya.

Siswa lainnya, Sindi mengaku sangat terinspirasi dengan semangat para pengusaha yang mereka temui. “Saya ingin sekali membuka usaha sendiri suatu saat nanti. Saya sangat terkesan dengan efisiensi produksi di Industri Makaroni Jagur. Dalam sehari, mereka bisa memproduksi ribuan bungkus makaroni. Ini mengajarkan saya pentingnya manajemen waktu dan sumber daya yang baik,” ujar Sindi.

Kontributor : Cucu Herdiaman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

7 − 5 =